Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

SALAH UNTUK BENAR

  Sejenak terbesit berhenti untuk semua ini Sejenak terpikir untuk menjadi lebih baik Yaa begitulah pikiran kita sebagai manusia Kadang terbuka untuk kebaikan juga kemunduran   Namun ini tentang apa yang harus di lakukan Tuhan tidak pernah meminta hambanya untuk tidak menagis Tapi ingat dalam air mata yang jatuh harus ada senyuman yang tiba Dengan itu sebisa mungkin raga dan hati ini harus tetap bisa tersenyum   Didalam dunia yang singkat dan penuh dosa serta harapan Aku yakin diriku ini sangat banyak dosa nyaa Dan aku yakin diriku hanya penuh harapan untuk hidup bukan akhirat Maaf dan itu yang bisa terucap dalam hati tapi tidak dengan amalan

DIRI MENGEVALUASI DIRI

 Penyesalan ketika sesuatu telah hilang Tak akan terulang untuk kedua kalinya Ini tentang diri kita sendiri Bukan prang lain tapi nafas ini Lalu mau apa di kemudian waktu Kamu hanya berfokus pada dunia lurus Tanpa disadari telah banyak persimpangan Yang kamu lewati tanpa mncobanya Ini soal waktu lalu dan sekarang Masa depan untuk kita sudah ada Lalu kenapa kamu hanya meratapi Tindakan yang mana yang kamu lakukan Tanjakan mana yang kamu lalui Deras arus sungai mana yang kamu sebrangi Lalu dari mana kata mustahil itu ada Ketika kamu sendiri tak melakukan apapun Sekarang melangkahlah untuk waktu itu  Belum terlambat jika kamu bertindak Jangan waktu itu tiba untukmu disaat Kata penyesalan datang menghampiri Diri sendiri mengevaluasi raga ini

HILANG TAWA

 Redup telah hadir lekuk pipi Tak bertahan seiring perjalanan Menanti tawa yang tak juga ada Saakan membeku dipenghujung bibir Perataan alur yang tak sejalan Menjemput cahaya di awal hari Terhenti tanpa tawa di raga Senyuman yang masih tak terlihaht Aku di dalam raut simphony  Hanya sendiri didalam hati kosong Menuntun jalannya kehidupan  Sampai tak mengerti lampu yang menyala Belum selesai aku dengan kisah dimasa lampau  Tak hadir dalam banyaknya ingatan Hadir dalam mimpi yang tak bersembunyi Tanpa orasi yang tak didengar aku hadir Untuk detik ini aku mencari  Menginginkan apa yang telah hilang kembali  Panjatan doa yang terucap bibir  Aku dan semua menanti ituu.

TEGAR

 Teruntuk raga dan teruntuk jiwa Yang saat ini sedang berusaha untuk bahagianya Kapan dan pasti kita menemukannya Dengan luka sedemikian banyak aku tetap berusaha Kurang dari sebagian waktu yang disia siakan  Seharusnya kita memanfaatkannya bukan? Tapi ya bagaimana aku lupa bahwa waktu tak akan terulang Untuk waktu yang tersisa aku mau pikiran dan hatiku bekerja sama Bukan hanya hari ini atau esok saja tapi hingga fajar menghilang Ketentuan yang sedang didiperkuat oleh senyuman Aku menoleh kebelakang sejanak dan janji tak akan menghilang Setiap waktu beban pikiran juga semakin berat Namun dari itu jiwa kita tentu semakin kuat juga Jadi jangan menyerah untuk diri ini  Saat ini raga yang kubawa belum lagi tau apa cobaannya Namun sedemikian dengan pikiran jiwa seeadanya  Raga ini tidak akan luka begitu dalamnya

VAMOS

 Teruntuk nyawa yang masi tersadar Bisakah kau menahan untuk sedikit keraguan ini Yaa ini tentang hati yang masi rancu  Untuk menyelsaikan hari ini dan kedepannya Abstrak yang terbuat dengan melibatkan hati Ketiadaan menjadi secawan kebingungan Yang tak lagi menjadi senyuman untuk tangisan Dan logika yang tidak dimengerti oleh diri sendiri Tanda tanya tiap detik menjadi keterlibatan Tiada kata motivasi selain jiwa yang memiliki semangat Untuk hidup dan bernyawa tanpa keraguan Sebagai lelucon dihari depan dan ulangan sejarah Pikiran yang konyol sebagai hal gila  Mungkin atau terfikir yaa itu menyerah Tapi mengaapa menyarah jika belum tau apa dasarnya Lakukan untk senyuman di kemudian dan tidak ada tangisan

UNGKAPAN

 Terkadang waktu dipenghujung hari Dengan hembusan nafas belum terhenti Balasan antara Cinta dan luka  Menyelaraskan hati dan pikiran bagai goncangan Aku menunggumu untuk hati ini Hatimu tak terjangkau oleh Parasku  tidak demikian nadi dengan denyutan untukmu  Selalu mengalir untuku berjuang untukmu Terlantar kata bebas dari mulutku Tak dimengerti pikiran akan kebebasan itu Dimengerti hati untuk menyampaikan  Sejatinya bebas Sadar batasan Cinta Sejati bukan tentang Siapa dia  Tetapi Cinta Sejati itu Siapa yang paling menenangkan  Hatiku ini luas dan tak bisa terucap bibir  Pikiranku ini kecil hingga terucap oleh bibir Penantian untukmu diringi doa dariku Kelak bukan aku pemilikmu Akan kuizinkan Doaku digunakan Pemilikmu  Untuk terimakasih untuk menyadarkanku

SENYUMAN UNTUK TANGISAN

 Berawalan hingga tak akhir  Sumpah terucap diawal ini  Ingkar tercipta diakhir Semua  Rasa Sesal pun sulit untuk ada Ucapan yang terlalu manis untuk manusia  terlalu kotor untuk Sang Pencipta Bahkan munafik masih selalu ada  dipenghujung nadi tak terlupa Jangankan untuk nada tercipta Sebutir pasir putih tak ketara Genangan air masih ada dengan keruhnya  kata suskes terlontar dari Sang raja Suara compur tawa diatas semua Air mata terjatuh diatas lidah.  Suara terhenti didaun telinga hanya mata yang buta tak terarah Tersirat kata bahagia diatas Cinta  lalat pun tahu mawar hanya untuk kupu  Kesadaran yang terus bertolak belakang  Rasa termenung untuk raga Seorang Sekarang atau nanti untuk waktu  Seiring putaran mentari akan terhenti  Pikirkanlah untuk raga Cinta dihati  Agar Bahtera ini tak rapuh oleh kaptennya Sendiri

PERAWALAN

 Kata awal yang terucapkan  menjadi sajak Perumpamaan  Tak dipahami Pikiran orang lain  dan mengeti untuk puncak tujuan Periringan angin manyapa  Pada pohon dengan gugur daun  terkata pada tanah maaf  tak terucap pada bunga bermekaran Waktu dengan detik tak terhenti Menggapai Senja di sore hari  Menemui Fajar dengan Sayu mata  Dan menemui hidup diawal hingga akhir Terjerumus dalam palung hati  Pijakan kaki untuk keluar  Dengan Sabar bukan untuk berkabar Dengan Sayang dan menyayangi Biru Selangit dan Sesamudra Dengan arah angin mengikuti Tujuan sama dengan Jalan berbeda Bahkan dengan ombak mendampingi Seraya embun dipagi hari  langit orange dipenhujung hari  lakukan dari awal dengan doa  akhiri dengan Senyuman dan terimakasih

HUJAN NOVEMBER

 Rintik air telah featuhkan Awal mula bermekaran bunga  Tak Juga sedikit dari itu  Layunya bunga pun bisa terjadi Titik temu damai dan kehancuran  Untuk Sampai titik kepastian  Jangan lepaskan dari waktu  Hari Senyum dan air mata Hembusan angin disore hari Rintik hujan dimalamnya  Pagi tiba tak kunjung usai  Siang dengan pelanginya. Tak terdengar kicauan Burung  Petir dengan kejamnya menyapa  Senja dengan awan hitamnya  Pulangnya ternak kekandangnya. Tiba waktu untuk tersenyum  Awal dengan doa kepadanya.  Akhir dengan syukurnya  Rangkul kalimat terimakasih

LAYU BUNGA

 Pucuk dahan mawar rimba Menyuguhkan rapuh tak tertahan  Sehelai daun terakhir gugur  dan tanah telah menangkapnya Mentari pagi hingga sore Terpapar ke bunga tak tertahan  Dalam Angin Siang dan malam  layu dan belum tergantikan Musim terus bergati Sang hujan Juga telah tiba.  kau bertahan dengan mekaran mekaran yang menthanyutkan mata Dimana Cantik dan hurummu.  cantik bunga titipan tuhan Aku menantimu yang tak juga ada Rindu itu lah Yang selalu tersebut kali ini telah kuketahui  kau telah layu dan belum ada pengganti Aku dan hari bersamamu Dengan semua Cantikmu

ONE PIECE

 Spesial kata yang terucap  bukan tentang kuat dan hebat  lebih dari Sebuah cerita  tersemat bathin membara Sedikit cerita Pinggiran  Merasuk kedalam apa arti dunia kehidupan dengan ceritanya.  Perjalanan dengan langkahnya kapal yang mencari dermaganya layar dengan arah anginnya  terdapat Jiwa dikapal  Nakhoda dengan mimpinya Sekarang dengan Jauh mata memandang terlihat tumpukan tanah Pohon kelapa dipesisirnya  Pasir putih dengan Sinar mentarinya Sahabat dengan Seribu cerita awal mula hingga akhir  Pertemuan yang telah ditakdirkan menemukan mimpi semua orang Ya ini One Piece tak terbatas usia manusia  Cerita dengan motivasinya  Dengan kisah ceritanya

RUANG HATI

 Kepemilikan didalam satu raga  tak terucap merpati kepada bunga  Semerdu desir ombak pantai  dipulau itu masih menjadi angan di dalam hati Menantimu didepan taman itu  Melati memancarkan keindahan wangi itu  Layaknya telaga biru memanjakan mata  Diawal hingga penghujung hari Akan terasa kosong Jika kau tak tiba  Sendiri dipenghujung Malam Sunya  Langit tanpa bintang terasa dimata  Jangankan tetrawa Senyum pun tak ada Dihujung pengharapan diatas luka  Hati berdoa untukmu mengunjungi  Seluas hati untukmu telah tersedia  Jangankan mawar, edelwies pun telah ada

Gejolak Kebangkitan

 Terjerumus dalam keterpurukan.  Tekanan untuk raga dan pikiran  Jatuh dijurang kerasnya kehidupan mencari Jejak langkah hati untuk keluar Waktu berganti dengan pikiran kosong  memutar pikiran melapangkan hati  Menahan raga yang dirasa lemah ini  Dengan Ujian yang telah diberikan Hati selalu ada tempat untuk menerima  kekecewaan, rasa syukur dan bahagia  Tidakkah diri ini menyadari semua ini  Jalani dengan penuh ikhlas dan bersyuleur Masalah dalam kehidupan bukanlah tak berujung  Bangkitkan Api untuk melangkah  Luka yang ada pasti akan Sembuh  Dan dirimu Sendiri adalah obat itu Mengeluh bukanlah jalan keluar Jangkauan  Semangat telah diraih.  Sekarang adalah waktu yang mungkin tepat Cobalah lakukan yang kamu inginkan  Jangan hanya menunggu dan menunggu  Temukan taman itu dibagiaan dirimu  Raihlah gejolak lebangkitan hidopimu