BALURAN DARAH
BALURAN DARAH
Kelam
masa lalu telah berganti
Waktu
itu pun telah usai berlalu
Tak
lagi tangis melihat baluran darah
Dan
berganti baluran ketidakadilan
Genjatan
bersenjata juga menjadi ancaman
Kasus
tak terelakan menjadi ketidakpuasan
Tak
dikira siapa korban
Tapi
memikirkan siapa pemenang dalam kecurangan
Sabang
kini menjadi awal dari renungan
Marauke
menjadi puncak semua ini
Jakarta
menjadi penengah
Namun
tidak dalam kaum orang bawah
Letak
keadilan dalam jumlah uang
Jadikan
darah bening di mata tertetes ketanah
Keserakahan
tak terlawan
Kecurangan
menjadi titik tertinggi kemenangan
Putus
harapan menyertai banyak keluarga
Kalangan
bawah menghadapi kelaparan
Penguasa
merasakan makanan pembuka
Tidak
tersisa dalam jenis apapun
Tolong...
tolong selalu menjadi kata pertama
Tidak
dalam perubahan terhadap siksa dari ini semua
Darah
masa lalu hanya dianggap lalu
Taburan
bunga hanya sebagai kunjungan tahunan atau bahkan harian
Tanpa
arti mengingat jasad itu untuk mati
“Ketidakpuasan
menjadi makanan pembuka dan penutup”
Komentar
Posting Komentar